Rumah Makan Warung Sunda |
Tidak butuh jauh-jauh pergi ke Bandung untuk rasakan kelezatan makanan tempat tinggal a la Sunda serta Jawa. Karna di Tangerang ada satu tempat tinggal makan yang sediakan semua jenis masakan paduan dari keduanya. Dari mulai bermacam pepes, sop, s/d nasi punclut. Hmm.. seperti apa sich nasi punclut itu?
Makin biasanya saya ke daerah Tangerang, buat saya makin kenal kalau Tangerang juga kaya kulinernya. Senantiasa ada saja tempat makan yang baru yang layak dicoba. Diluar itu banyak pula koran, majalah & situs yang membahas kuliner lokasi Tangerang.
Bila saya menjemput suami dari Bandara, saya berniat lewat Serpong serta melalui tol JORR untuk hindari macetnya tol dalam kota. Nah, waktu melalui daerah tersebut saya singgah ke satu resto yang bernama Waroeng Sunda. Mengapa say amemilih singgah ke temapt ini, karna saya sempat lihat penjelasan mengenai resto ini disebuah Koran di Jakarta. Diluar itu juga setiap kali saya lewat are parkirnya tidak sempat sepipengunjung, ini yang buat saya semakin penasaran.
Masuk tempat tinggal makan itu, sekitaran jam 8. 30, serta hujan rintik-rintik, diterima oleh petugas parkir yang sigap memayungi kita. Waktu masuk, tempat makan terdiri jadi sebagian ruang, yakni di dalam ada ruang untuk umum, dibelakang ada ruang untuk VIP reserved, dan di luar ada saung-saung dan lesehan. Tapi karna hujan, kita tentukan duduk di dalam saja. Hanya tempat duduknya itu loh, berupa gelondongan kayu bulat yang tidak ada senderannya. Wah ini pertanda tidak dapat enjoy lama-lama di sini nih.
Sesudah disodori buku menu masakan ciri khas Sunda & Jawa, yang terbagi dalam bermacam masakan ikan gurame, patin, lele, udang, cumi, pepes, sate, ayam, sop, daging sapi, jeroan, nasi Punclut, sayur, gorengan pelengkap, menu anak-anak, jajanan tradisionil, minuman tradisionil, juice & es campur, jadi pilihan saya jatuh pada : nasi punclut, lele goreng & sop buntut goreng dan es cincau hijau.
Nasi Punclut, rupanya menu referensi disini, yakni nasi yang berupa kerucut, seperti tumpeng kecil, yang ditempatkan di piring, dapat pilih nasi putih, merah atau uduk, dibarengi 4 jenis pilihan lauk, yakni gurame goreng tepung, ayam bakar/goreng, atau empal. Lantas ditambah tahu & tempe dan sayur asem.
Pilihan saya sudah pasti gurame goreng tepung, yakni potongan daging gurame yang digoreng dengan tepung, ditambah dengan bumbu kremes, rasa-rasanya enak, gurih dan empuk. Mantap, pas sekali dengan selera saya. Tahu serta tempenya juga besar-besar, enak & gurih. Dan sayur asemnya enak & fresh, berisi juga komplit. Ditambah kerupuk kampung berupa oval, lantas dicocol dengan sambel, uenak tenan!
Di sini kita dapat ambil bermacam sambal & lalap sepuasnya. Ada sambal dadak, di mana cocok saya datang, mba nya tengah repot 'ngulek' dimeja sambal ditengah ruang, lantas ada sambal terasi, kalasan, kecap & dabu-dabu. Semuanya type sambal itu kita cobalah semuanya loh!
Sop buntut gorengnya sedikit unik. Potongan buntutnya agak banyak tapi buntut nya berupa seperti semur, tidak kering, diselimuti saus kental yang rasa-rasanya manis tajam. Sesungguhnya enak sich buat pengagum manis, empuk juga. Sopnya semangkuk besar, kuahnya banyak, diisi potongan wortel, rasa-rasanya enak & gurih, dan dihidangkan dengan emping. Setelah makan, saya coba cincau hijau nya, dengan sirup gula putih & di beri sedikit santan, wah acara bersantap jaid makin enak serta fresh!
Waktu membayar saya cukup terperanjat, pasalnya harga nya cukup murah untuk rasa yang uenak tenan! Seporsi nasi punclut cuma sekitar dari Rp 18. 500- Rp 20. 000, 00. Lelenya Rp 12. 000. Nah buntut nya Rp 27. 000 saja. Ditambah nasi, krupuk, ati ampela, cincau & teh, keseluruhan tagihan cuma Rp 116. 050. Wah bisa juga nih, enak, kenyang tapi terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar